ANALISIS PEMBENTUKAN TANAH DARI BATUAN PENUTUP OVERBURDEN PADA AREA REKLAMASI PT BORNEO INDOBARA GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN REKLAMASI SECARA BERKELANJUTAN
Abstract
PT Borneo Indobara telah melakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi sejak 2009 di area pit Batulaki, Sebamban, Kusan dan Girimulya. Permasalahan yang dihadapi adalah kegiatan penimbunan material batuan penutup (overburden) di area rencana reklamasi memiliki tantangan keterbatasan ketersediaan material tanah pucuk (topsoil) yang akan ditimbun sebagai media tanam yang akan digunakan untuk kegiatan revegetasi, sehingga membutuhkan material overburden untuk menjadi tanah guna mendukung pertumbuhan tanaman di area reklamasi PT Borneo Indobara. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan tanah pada material overburden di area reklamasi tahun tanam 2013, 2015 dan 2018, guna mendukung keberhasilan reklamasi secara berkelanjutan di PT Borneo Indobara. Bagaimana hubungan antara umur tanam, pertumbuhan tanaman, morfologi serta kondisi cuaca di area penelitian dapat mempengaruhi proses pembentukan tanah. Proses pembentukan tanah pada material overburden membutuhkan bantuan material organic dari serasah . Serasah merupakan lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi (Departemen Kehutanan, 1997).
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan membandingan data parit uji dari beberapa lokasi sampel tanah di area reklamasi, kualitas tanah pada kedalaman tertentu di setiap parit uji, selain itu juga melakukan perhitungan biomassa pada daerah penelitian. Korelasi antara beberapa variable disebut diatas dapat memberikan input bagi perusaahaan untuk dapat mempercepat proses pembentukan tanah agar keberhasilan reklamasi dapat dapat dicapai sesuai target. Hasil penelitian menunjukkan proses pembentukan tanah di batuan penutup overburden terlihat pada parit uji tahun tanam 2013, indikatornya adalah adanya akar yang sudah mampu menembus lapisan overburden pada kedalaman 40 – 60 cm. Hubungan antara tahun tanam dengan keasaman tanah (pH tanah) korelasi (a=0.001, r2 =0.6819) Hubungan tahun tanam dengan tinggi tanaman (cm) juga ada hubungan (a=0.001, r =0.677). Hubungan dengan diameter tanaman (a=0.001, r =0.697) artinya memiliki tingkatan hubungan yang kuat. Area tanam 2013, 2015 dan 2018 memiliki bulan basah rata-rata 10 – 10,2 bulan tiap tahunnya, dengan curah hujan rata-rata 218 – 235 mm, sehingga masuk kategori sangat basah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Achmad E, Jaya INS, Saleh MB, Kuncahyo B. 2013. Biomass estimation using ALOS PALSAR for identification of lowland forest transition ecosystem
Ambodo, A. 2008 “Rehabilitasi lahan pasca tambang sebagai inti dari rencana penutupan tambang,” in Seminar dan Workshop Reklamasi dan Pengelolaan Kawasan Pasca Penutupan Tambang. Makassar.
Aprianis, Y. 2011. Produksi dan laju dekomposisi serasah Acacia crassicarpa A. Cunn di. PT. Arara Abadi. 4(1), 41–47. Attunisa, R. (2013).
Arief, A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Aththorick, T. A. 2005.
Arifin Zaenal, Susilowati Lolita E, Kusuma BH. 2013. Perubahan indeks kualitas tanah di lahan kering akibat masukan pupuk anorganik- organik:1–17.
Arshad MA, Martin S. 2002. Identifying critical limits for soil quality indicators in agroecosystems. Agriculture, Ecosystems and Environment.88(2):153–160.
Arsyad, S. 2010 Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke-2. Bogor: IPB Press. Barus, dkk.2011. Laporan Akhir Penyusunan Kriteria Lahan Kritis.
B. Siswanto1, B. D. Krisnayani 2, W. H. Utomo1*, C. W. N. Anderson3. (2011). Rehabilitation of artisanal gold mining land in the West. Journal of Geology and Mining Research Vol. 4(1 ), pp. 1 -7, January 2012, ISSN 2006-9766 ©201 2 Academic Journals.
Basuki, S. 2006. Kegiatan reklamasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bradshaw, A.D. and M.J. Chadwick. 1980. The Restoration of Land “The. Ecological Reclamation of Derelict and Degraded Land Brisbane, Singapore, Toronto.
Brown, S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest.
Primer.FAO. Forestry Paper No. 134. F AO, USA.
Buol, S. W. D., Hole, F. D., Mc Craken, R. J. 1980. Soil genesis and classification. Second Edition. The Lowa State University Press.
Darmawan, A., dan Irawan M.A. 2009. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara PT Berau Coal, Kaltim. Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batubara. Banjarmasin.
Departemen Kehutanan. 1997. Ensiklopedia Kehutanan Indonesia. Edisi I. Badan Tesis dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
Dix, N. J., John Webster. 1995. Fungal Ecology. Chapman & Hall. London.
ESDM, K. 2018. KEPMEN ESDM RI No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik. Keputusan Menteri.
Frouz, Jan & Pižl, Václav & Háněl, Ladislav & Starý, Josef & Tajovský, Karel & Materna, Jan & Balík, Vladimír & Kalčík, Jiří & Řehounková, Klára. (2008). Interactions between soil development, vegetation and soil fauna during spontaneous succession in post mining sites. European Journal of Soil Biology. 44. 109-121. 10.1016/j.ejsobi.2007.09.002.
Golley FB. 1983. Tropical Rain Forest Ecosystem, Structure and. Function. Newyork (US): Elsevier Scientific Publishing Company. Handayani T. 2004
Hairiah, K, dan Rahayu, S. 2007. Pengukuran „Carbon Tersimpan‟ di Berbagai. Macam Penggunaan Lahan. Bogor. World Agroforestry Centre-ICRAF.
Hairiah, K., Utami, S.R., Lusiana, B., dan van Noordwijk, M. 2003. Bahan Ajar 6: Neraca Hara dan Karbon dalam Sistim Agroforestri. Word Agroforestri Centre (ICRAF). Bogor.
Handayani S. 2018. Karakterisasi dan Klasifikasi Tanah Ultisol di Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pertanian. 14(2):52–59..
Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hayes J. 2015. Returning Mined Land to Productivity Through Reclamation. Cornerstone The Official Journal of World Coal Industry. 3(4):1–66.
Helingerová, Monika & Frouz, Jan & Santruckova, Hana. (2010). Microbial activity in reclaimed and unreclaimed post-mining sites near Sokolov (Czech Republic). Ecological Engineering. 36. 768-776. 10.1016/j.ecoleng.2010.01.007.
Hilwan I. 1993. Produksi, Laju Dekomposisi dan Pengaruh Allelopati Serasah Pinus merkusii Jungh, et De Vriese dan Acacia mangium Willd. di Hutan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Ikbal, Iskandar BSW. 2016. Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Humat dan Kompos. Jurnal Silvikultur Tropika. 07(3):153–158. in Jambi Province.
Iskandar Suwardi, Suryaningtyas DT. 2012. Reklamasi Lahan-Lahan Bekas Tambang: Beberapa Permasalahan Terkait Sifat-sifat Tanah dan Solusinya. Seminar Nasional Topik Khusus ‘Teknologi Pemupukan dan Pemulihan Lahan Terdegradasi': 1–8.
J. Manaj. Hutan Trop. (Journal Trop. For. Manag. 19(2):145– 155.doi:10.7226/jtfm.19.2.145.
Jackson, M. I., dan G. . Sherman. 1953. Chemical Weathering of Mineral in Soils. Adv: Agron. hlm 219-318. Katsuwo, G. W. L., Gafoer, S., dan Amin.
Kurniasari, S. 2009. Produktivitas Serasah di Kebun Campur Senjoyo Semarang Jawa Tengah, Laju Dekomposisi Dan Pengaruh Komposnya Dicampur EM4 Terhadap Uji Laboratorium Anakan Mahoni (Swietenia macrophylla King). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Nasution, S. 1990. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars. Sarwiji Suwandi, Madyo Eko Susilo (2007), Model PLPG Tesis Tindakan Obor Indonesia. Jakarta.
Prijono, Achmad, dkk., 1992, “Pengertian Batubara”,ptba.co.id/en/know ledge/index/6/pengertian-batubara.
Purwaamijaya. 2008. Definisi revegetasi clan reklamasi. Bandung No. 436. US Government Printing Office, Washington D.C. Pusat Studi Reklamasi Tambang. LPPMIPB. Bogor, 22 Mei 2008.
Qomariah, R. 2003. Dampak Kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) Batubara Terhadap Kualitas Sumberdaya Lahan dan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Banjar ± Kalimantan Selatan. Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Reklamasi dan Pengelolaan Kawasan Tambang Pasca Penutupan Tambang.
Siska. 2013. Dampak Industri Batubara Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kertanegara.
Soil Survey Staff. 1975. Soil Taxonomy. A Basic System of Soil Classification for Making and Interpreting Soil Survey. Soil Conserv. Service. USDA Handbook Thaiutsa, B. dan Granger, O. 1979. Climate and Decomposition Rate of Tropical. Forest Litter. UNASYLVA 31: 28 – 35.
Subardja, D., Ritung, S., Anda, M., Sukarman, Suryani, E., & Subandiono, R. 2014. Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Departemen Pertanian, Indonesia.
Sutaryo D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon dan Perdagangan Karbon. Bogor (ID): Wetlands International Indonesia Programme.
Sutton, R. F. 1969. Form and development of conifer root systems. Tech. Commun. 7. Commonwealth Forestry Bureau, Oxford, England.
Vicentini, F., Hendrychova, M., Tajovskỳ, K., Pižl, V., & Frouz, J. (2020). The effect of topography on long-term spontaneous development of soil and woody cover on graded and untreated overburden. Forests. ttps://doi.org/10.3390/F11050602
Widyati, E. 2008 “Peranan mikroba tanah pada kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang,” Info Hutan, V(2), hal. 151 –160.
DOI: https://doi.org/10.36986/impj.v4i2.80
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.