PEMANTAUAN DEFORMASI LERENG TAMBANG TERBUKA PASKA PELEDAKAN DENGAN SLOPE STABILITY RADAR
Abstract
Ketidakstabilan lereng dapat menjadi tantangan tersendiri dalam kegiatan opersional tambang, yang dapat menyebabkan longsor dengan dampak kerugian baik finansial maupun korban jiwa. Salah satu kegiatan dalam operasional pertambangan adalah aktivitas peledakan (blasting) yang diperlukan untuk memberai massa batuan menjadi fragmen-fragmen. Kegiatan blasting juga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya longsor pada lereng tambang. Oleh karena itu, diperlukan monitoring secara intensif untuk menjaga keselamatan personel dan juga alat yang bekerja pada area kritis. Pemantauan lereng yang terintegrasi secara real time menggunakan GroundProbe Slope Stability Radar (SSR) mampu memberikan informasi akurat mengenai perubahan perilaku massa batuan sebagai tanda peringatan terjadinya longsor. Penelitian ini dilakukan menggunakan data hasil pembacaan deformasi lereng oleh SSR pada contoh kasus longsor di lereng tambang emas dengan formasi batuan keras (hardrock). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lereng yang menunjukkan pola stabil mengalami perubahan pola deformasi massa batuan menjadi linear setelah dilakukan aktivitas peledakan (blasting) pukul 12:40, 15 Juni 2021 di sekitar lereng. Pada periode lereng tersebut menunjukkan pola deformasi linear dijumpai juga adanya indikasi rock fall pada pukul 17:10, 17 Juni 2021. Pola linear tersebut terus berlanjut selama 63 jam kemudian berubah menjadi pola deformasi progresif pada pukul 03:54, 18 Juni 2021 sebelum longsor terjadi. Kelongsoran terjadi pada pukul 17:33, 18 Juni 2021 dengan nilai akumulasi deformasi maksimum 37 mm, kecepatan maksimum 11 mm/jam, dan invers kecepatan minimum 0.09 jam/mm dihitung menggunakan velocity calculation period 60 menit. Sebelum kelongsoran terjadi, terdapat peringatan dini berupa alarm yang terpicu 2 jam 25 menit sebelum terjadinya longsor. Konfigurasi pemantauan lereng menggunakan SSR ini mampu memberikan early warning yang optimal dengan ditunjukkan adanya perubahan pola deformasi massa batuan dan juga alarm yang menjadi peringatan awal untuk menghindari terjadinya kerugian finansial ataupun korban jiwa akibat longsor dalam operasional pertambangan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arif, Irwandy. (2016): Geoteknik Tambang Mewujudkan Produksi Tambang yang Berkelanjutan dengan Menjaga Kestabilan Lereng, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 5, 290 – 292.
Broadbent, C.D., dan Zavodni, Z.M. (1982): Influence of rock structures on stability, in stability in surface mining, Society of Mining Engineers, 3, 30 - 35.
Fukuzono, T.A. (1985): New method for predicting the failure time of a slope, Proceedings of the Fourth International Conference and Field Workshop on Landslides, 145 - 150.
GroundProbe (2017): SSR geotechnical training module, Internal Document GroundProbe Support Services.
Reeves, B., Noon, D., Stickley, G., and Longstaff, D. (2001): Slope stability radar for monitoring mine walls. In Proceedings of SPIE. pp. 57–67.
Rose, N.D., and Hungr, O. (2007): Forecasting potential rock slope failure in open pit mines using the inverse-velocity method. International Journal of Rock Mechanics & Mining Science, 44: 308–320.
Sannang, M.A., Musa, R.H., dan Manaf, A. (2017): Analisa balik dan penentuan ambang batas alarm menggunakan slope stability radar (SSR) studi kasus longsor pada batuan keras, PROSIDING TPT XXVI PERHAPI 2017, PERHAPI, Balikpapan, 294 – 308.
DOI: https://doi.org/10.36986/impj.v3i2.46
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.